Gudang Informasi

Hukum Ohm

Hukum Ohm
Hukum Ohm

Hukum Ohm – Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta pengertian, bunyi, rumus, rangkaian, penemu, penerapan dan teladan soalnya. Namun dipertemuan sebelumnya kami telah membahas bersama mengenai gerak jatuh bebas. Baiklah pribadi saja kita pelajari dengan seksama klarifikasi lengkapnya berikut ini.


Pengertian Hukum Ohm


 Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm
contoh aturan ohm

Hukum ohm ialah merupakan suatu aturan yang menyatakan bahwa besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar kalau suhu dijaga konsisten.


Bunyi Hukum Ohm


Secara umum , suara dari Hukum Ohm ialah:


Pada besaran arus listrik (I) yang masuk dan mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan energi potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.


Rumus Hukum Ohm


Secara sistematis aturan ohm dirumuskan sebagai berikut:


V = I .R

Keterangan:

V : beda potensial atau tegangan (volt)

I : berpengaruh arus (ampere)

R : kendala I istri k (ohm)

Dalam mengenal persamaan di atas yakni sebagai aturan Ohm, yang berbunyi “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap”.


Rangkaian Listrik Dalam Hukum Ohm


Hukum Ohm sendiri memiliki hubungan yang dekat dan kerap disapah sebagai ilmu kelistrikan atau wacana rangkaian listrik. Arti dari rangkaian sendiri bermakna lintasan listrik yang dilalui dari sumber daya dan kembali lagi. Semua bab dari rangkaian sederhana harus sanggup menghantarkan listrik dan juga terhubung antara satu dengan yang lainnya. Berbeda dengan rangkaian yang terjadi pada Hukum Kirchoff. Pada pembahsannya rangkaian listrik ini terdiri dari dua jenis , yakni:


Rangkaian seri


Rangkaian ini ialah suatu rangkaian listrik yang semua komponennya terhubung dari dengan yang lainnya. Contoh dari rangkaian listrik jenis seri ini yaitu senter.


Rangkaian pararel


Sementara yang dimaksud dengan rangkaian listrik secara pararel ialah merupakan suatu rangkaian yang memiliki baterai ataupun komponen lainnya yang saling terhubung dengan cara saling menyilang.


Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm


Agar sanggup memahami secara jelasHukum Ohm, berikut inirangkaian praktikum dengan sebuah arus elektronik sederhana :


Rangkaian Dasar Pratikum Hukum OHM


 Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm


 


Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.


Agar sanggup menghitung arus listrik maka kita akan menggunakan rumus listrik ini I = V / R


Menghitung Arus Listrik (I)

Contoh Kasus 1 :

Pada seting DC generator atau Power Supply yang mana semoga sanggup memperoleh Output dengan tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?

Nilai teganghan dimasukanterlebih dulu yakni 10V kemudian nilai resistansi dari potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm menyerupai dibawah ini :

I = V / R

I = 10 / 10

I = 1 Ampere

Maka risikonya ialah 1 Ampere.Contoh Kasus 2 :Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 k Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?

mengkonversikan terlebih dahulu nilai resistansinya 1 k Ohm masuk dalam unit Ohm. 1 Ohm = 1000 Ohm. Selanjutnya inputkan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm menyerupai di bawah ini :

I = V / R

I = 10 / 1000

I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere

Maka risikonya yaitu 10mA


Menghitung Tegangan (V)


Adapun rumus yang sanggup kita pakai guna mengetahui jumlah tegangan atau Beda Potensial ialah V = I x R.


Contoh Kasus :


Langkah awal Atur nilai kendala terlebih dulu (R) kemudian potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) sampai mendapat Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?

Maka sehabis itu mengkonversikan unit Arus Listrik terlebih dulu (I) dari miliAmpere diubah kedalam satuan unit Ampere yakni : 10mA = 0.01 Ampere. Inputkan nilai Resistansi Potensiometer 500Ohm dan nilai Arus Listrik nya 0.01 Ampere kedalam Rumus Hukum Ohm menyerupai di bawah ini :

V = I x R

V = 0.01 x 500

V = 5 Volt

Maka nilainya yaitu 5Volt.


Menghitung Resistansi / Hambatan (R)


Adapun dalammenghitung nilairesistansi dengan menggunakan rumus berikut : R = V / I


Contoh Kasus :


Apabiladiketahui bahwa nilai Tegangan  (V) ialah 12V kemudian nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter 0.5A. Maka berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?

Yang pertama Nilai tegang dimasukan ke 12V kemudian Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm menyerupai dibawah ini :

R = V / I

R = 12 /0.5

R = 24 Ohm

Maka nilai Resistansinya yaitu 24 Ohm



Contoh Soal Hukum Ohm


Contoh Soal.1Apabila pada setting DC generator  semoga sanggup memperoleh sebuah Output Tegangan 10V, dengan mengatur nilai Potensiometer ke 1 kilo Ohm. Maka berapakah nilai Arus Listrik (I)?

V = 10 V

R = 1 KiloOhm = 1000 Ω

Jawab :

I = V / R

I = 10 / 1000

I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere

Maka, nilai Arus (I) tersebut ialah 0.01 Ampere atau 10 miliAmpereContoh Soal.2


Apabila diketahui nilai Tegangan (V) ialah 12V kemudian pada nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter ialah 0.5A.Jadi berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?

V = 12 V

I = 0,5 A

Jawab :

R = V / I

R = 12 /0.5

R = 24 Ohm

Jadi, nilai resistensi pada potoensiometer yaitu 24 Ohm


Contoh Soal.3


Apabila sudah didapat bahwa nilai tegangan rangkaian sebesar 24 volt kemudian nilai arus yang terdetek  pada amperemeter sebesar 10 mA. Maka berapakah nilai resistansinya?


Pembahasan:


Pertama, semua nilai harus diubahsuaikan dulu dengan satuan sesuai standar. Diketahui besar arus:


 Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm


Maka dengan demikian dalam menggunakan rumus aturan Ohm, sanggup pribadi dicari besar resistansi dengan menggunakan rumus berikut ini :


 Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm  Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm  Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm


Maka ,nilai resistansi ialah sebesar 2400 ohm atau 2,4 kilo ohm.


Contoh Soal.4


Kamu diharuskan merancang sebuah rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari sumber daya berupa baterai dan beban berupa lampu pijar. Kabel pada rangkaian tersebut bisa menghantarkan arus listrik sebesar 2 ampere dan baterai yang digunakan menghasilkan tegangan sebesar 36 volt. Akan tetapi, lampu pijar pada rangkaian tersebut hanya sanggup menyala kalau dialiri listrik sebesar 24 volt sehingga kau harus memasang resistor untuk menurunkan tegangan dari baterai. Maka berapak nilai resistansi yang dibutuhkan pada resistor yang digunakan?


Pembahasan:


Dari soal diketahui bahwa diharapkan penurunan tegangan sebesar: V = 36 v – 24 v = 12 volt


Memakai rumus ohm tentunya kita sanggup menemukan nilai resistensinya:


 Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm  Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm  Materi pelajaran fisika yang akan kita bahas bersama kali ini mengenai aturan ohm beserta  Hukum Ohm


Maka, harus menggunakan resistor apabila rangkaian tersebut sebesar 6 ohm semoga lampu pijar sanggup menyala.



 


Demikianlah bahan pembahasan kali ini semoga bermanfaat serta sanggup menambah ilmu pengetahuan kita semua.


Artikel ContohSoal.co.id Lainnya:




Advertisement