Teks Pidato Kenegaraan Presiden Soeharto
Saudara-saudara sekalian;
Mengenai masalah pembangunan ekonomi, kita memang harus berani mengakui bahwa hampir selama kemerdekaan ini hal tersebut terbengkalai. Kondisi sosial-ekonomi pada tahun-tahun pertama sehabis legalisasi kemerdekaan kita jang relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun belakangan ini, tidak sempat kita djadikan landasan jang besar lengan berkuasa bagi per-tumbuhan ekonomi selandjutnja jang besar lengan berkuasa dan madju. Bahkan „modal” jang kita miliki waktu itu selama belasan tahun telah mendjadi terbengkalai pengurusannja, sehingga lebih melemah-kan potensi pembangunan kita.
Sekali lagi, kita tidak perlu menjesali dan menjalahkan masa lampau, soalnja kini yaitu mendapatkan djalan keluar jang harus kita djamin pelaksanaannja.
Sementara itu, saja pribadi dan Pemerintah sadar sepenuhnja akan perasaan Rakjat banjak mengenai hal ini. Mereka telah terlalu usang menderita dan hingga scat inipun sebagian besar Rakjat masih mencicipi beban hidup sehari-hari jang tetap berat. Kesadaran akan arti kemerdekaan, kemadjuan pendidik-an dan meluasnja pengetahuan,sekaligus membawa tuntutan kehidupan pang lebih baik dan lebih banjak. Kebutuhan-kebu-tuhan hidup sehari-hari jang pada masa pendjadjahan dahulu tergolong kebutuhan jang „mewah” atau hanja terbatas pada segolongan ketjil masjarakat, kini telah banjak berubah mendjadi kebutuhan penting bagi Rakjat banjak.
Meningkatnja kesadaran sebagai Bangsa jang merdeka, makin banjak djenis dan djumlah kebutuhan hidup sehari-hari,mengakibatkan keinginan Rakjat jang sangat besar lengan berkuasa untuk segera melihat perbaikan dan kemadjuan disegala bidang.
Rakjat seperti tidak sabar lagi melihat „1ambat-nja ke-madjuan dan perbaikan jang sanggup kita tjapai dengan susah-pajah dalam dua tahun terachir ini. Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut pembangunan disegala bidang! Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut lapangan pekerdjaan jang lebih banjak dan lebih baik, karena Rakjat memang ingin be-kerdja untuk sanggup hidup lebih baik!
Semangat ini merupakan menandakan jang sangat baik, oleh karena itu momentum ini harus dipelihara dan segera disalur-kan dengan baik. Sementara itu, saja meminta pengertian jang sedalam-dalamnja akan masalah-masalah pembangunan jang kita hadapi cukup umur ini. Pengertian sematjam itu sangat pen-ting, biar kenjataan tidak menghantjurkan harapan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Setiap perbaikan keadaan, setiap pembangunan ekonomi, se-tiap usaha menaikkan taraf hidup dan kemakmuran Rakjat tidak sanggup ditjapai begitu sadja dalam waktu jang sangat singkat. Jang sanggup kita usahakan yaitu mempertjepat pro-ses pelaksanaan pembangunan itu melalui perentjanaan jang setepat-tepatnja dan sebaik-baiknja. Untuk melaksanakan pem-bangunan itu, masih banjak jang kita butuhkan dan masih banjak pula jang harus kita kerdjakan.
Kita memerlukan modal jang besar, kita memerlukan per-alatan, kita memerlukan keachlian dan ketrampilan, kita me-merlukan pengusaha-pengusaha jang baik, kita memerlukan kemauan bekerdja dan keberanian berusaha.
Apabila kita melihat bangsa-bangsa lain jang telah madju, mereka sebenarnja telah bekerdja keras puluhan tahun, bah-kan sebagian telah bekerdja keras ratusan tahun. Mereka telah bekerdja keras dan sekarangpun mereka masih terus bekerdja keras.
Tuhan Jang Maha Esa sungguh telah melimpahkan karunia-Nja kepada Bangsa Indonesia dengan menawarkan kekajaanalam Tanah-Air jang sangat kaja-raja dan melimpah limpah. Akan tetapi, kekajaan alam itu masih harus kita gali dan kita kerdjakan untuk sanggup menawarkan nikmat kehidupan kepada kita semuanja.
Kita memang mempunyai bahan-bahan tambang jang besar nilainja jang terkandung dalam bumi Indonesia. Akan tetapi kita harus sadar, bahwa keadaangeologi jang kita ketahui gres sedjumlah 5%. Kita mempunyai hutan seluas lebih dari 100 djuta ha. Akan tetapi kita masih harus menebang atau mem-bukanja mendjadi sawah pertanian. Kita mempunyai lautan se-luas djutaan mil persegi, dengan ikan dan kekajaan bahari lain-nja jang belum sanggup dinilai besarnja. Akan tetapi kita harus sadar bahwa untuk menggali kekajaan bahari itu kita memerlu-kan ribuan kapal-kapal penangkap ikan, pabrik pengalengan dan sebagainja. Kita mempunyai sungai-sungai jang besar dan deras.
Akan tetapi kita harus sadar bahwa kita harus mempunyai bendungan-bendungan, mempunyai irigasi-irigasi jang baik, biar air sungai itu bermanfaat buat pertanian dan mentjegah ban-djir. Kita harus membuat pembangkit-pembangkit tenaga listrik, untuk industri dah penerangan perumahan Rakjat. Dipulau Djawa kita hidup seperti berdjedjal-djedjal lebih dari 550 orang tiap km, sedang diluar Djawa tanah jang sanggup dikerdjakan dan sanggup didiami masih sangat luas.
Saudara-saudara sekalian;
Dari beberapa kenjataan jang raja tundjukkan itu, tampak djelas bahwa, masih banjak jang kita butuhkan, akan tetapi masih djauh lebih banjak lagi jang harus kita kerdjakan!
Kita masih terus harus berlomba dengan waktu untuk men-dekatkan kenjataan dengan harapan. Waktu jang tersedia terasa djauh lebih sempit apabila kita mengingat hasrat Rak-jat jang sangat besar untuk segera melihat perbaikan.
Perbedaan antara harapan dan kenjataan inilah yang kadang kala menimbulkan sematjam kegelisahan. Sebagai suatu gedjala sosial, kegelisahan ini yaitu wadjar; bahkan merupakan menandakan fikiran jang kritis, suatu menandakan kemauan untuk perbaikan dan kemadjuan. Satu hal jang perlu diperhatikan, bahwa dalam keadaan bagaimanapun kita harus tenang dan wadjar dalam melihat semua dilema jang kita hadapi.
Saja selalu menghargai pandangan-pandangan dan usul-usul jang konkrit untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi sebalik-nja, yaitu sangat berbahaja usaha-usaha mengobarkan ke-gelisahan masjarakat untuk tudjuan-tudjuan jang negatif. Djuga sangat tidak bertanggung djawab adanja usaha jang dengan sadar atau tidak sadar menawarkan citra jang keliru wacana keadaan sebenarnja jang kita hadapi cukup umur ini.
Ada djuga sementara golongan jang menjebarkan benih-benih apatisme, sinisme dan skeptisisme dalam masjarakat. Usaha-usaha negatif itu tidak akan memperbaiki keadaan, bahkan sebaliknja sanggup merusak suasana dan hasil-hasil jang kita tjapai dengan susah-pajah hingga ketika ini.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Satu-satunja djawaban jang tepat untuk memperbaiki ke-adaan kita kini yaitu pelaksanaan Rentjana Pembangun-an Lima Tahun dengan sungguh-sungguh dan dengan mengerah-kan seluruh daja dan kekuatan Bangsa jang tersedia. Saja djuga meminta pengertian, bahwa Pembangunan Lima Tahun jang akan tiba gres merupakan tahap pertama dari serangkaian pembangunan Nasional jang masih harus kita lakukan.
Dengan dilaksanakannja permulaan pembangunan dalam tahun depan, maka hat itu tidak berarti bahwa keadaan dengan „mendadak” mendjadi berobah. Tahun depan merupakan masa peralihan, dari berachirnja kegiatan stabilisasi dan rehabilitasi jang kita selesaikan tahun ini dengan masa permulaan daripada pembangunan dalam arti jang sebenarnja.
Disamping faktor-faktor ekonomi, maka pelaksanaan pem-bangunan memerlukan prasarana politik dan prasarana mental. Hal ini perlu kita sadari, oleh karena pada hakekatnja pemba-ngunan itu dilakukan oleh insan dan untuk manusia.
Prasarana ekonomi disatu fihak dan prasarana politik serta prasarana mental dilain fihak merupakan dua prasarana pokok bagi bangsa jang sedang membangun. Berapa banjak modal dan peralatan jang kita miliki, apabila kita tidak mau bekerdja dengan teratur dan tekun; makasemuanja akan habis dengan sia-sia. Sebaliknja tanpa modal dan peralatan kita djuga mustahil mengadakan pembangunan ekonomi.
Saudara-saudara sekalian;
Pembangunan Nasional harus kita laksanakan tahun depan, tidak ada lagi waktu dan alasan untuk menunda-nunda lebih usang lagi. Penundaan berarti akan membawa akibat-akibat jang lebih parah bagi kita semuanja. Disamping itu, sukses atau gagalnja pelaksanaan pemba-ngunan jang akan tiba akan merupakan taruhan bagi martabat kita sebagai suatu Bangsa jang merdeka.
Kita wadjib membajar kembali hutang-hutang luar-negeri jang sangat besar djumlahnja, baik jang telah dihambur-ham-burkan oleh Pemerintah masa orde-lama maupun hutang-hutang gres jang kita perlukan untuk melaksanakan kegiatan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi kini ini. Adalah kewadjiban kita bersama kini ini untuk beker-dja keras demi kebahagiaan anak-tjutju kita. Sungguh satu dosa, apabila kita meninggalkankemelaratan dan beban hutang kepada generasi jang akan datang.
PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOEHARTO
DI DEPAN SIDANG
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
16 AGUSTUS 1988
Di tahun 1908 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga bisa meningkatkan usaha lokal menjadi usaha nasio-nal, meninggalkan cara-cara usaha pramoderen menjadi per-juangan moderen. Di tahun 1928 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga sanggup bergerak maju dari usaha yang menonjol-kan paham-paham kedaerahan menjadi usaha sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan berbahasa nasional yang satu. Di tahun 1945 bangsa kita menyegarkan diri sehingga siap untuk menjadi bangsa yang merdeka, dan bersatu berdaulat dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Di tahun 1966 bangsa kita menyegarkan diri sehingga kita bisa memasuki tahap Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Sekarang dan di tahun-tahun yang akan datang, bangsa kita juga harus menyegarkan diri untuk berkemas-kemas memasuki tahap tinggal landas dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun kedua.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kali ini, ulang tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan kita pe-ringati dalam suasana penuh kegembiraan, persaudaraan yang bersahabat dan kesegaran, karena beberapa bulan yang kemudian kita telah menyelenggarakan Sidang Umum MPR.
Suasana bangga meliputi kalbu kita semua karena Sidang Umum Majelis itu telah berjalan lancar, sukses dan selamat. Sua- sana persaudaraan yang bersahabat menyelimuti hati kita semua karena keputusan-keputusan Majelis yang mengejawantahkan kedaulatan rakyat telah diambil dengan hatiyang ikhlas, pikiran yang jernih serta semangat persatuan dan kesatuan nasional yang kokoh.
Kita mencicipi kesejukan baru, karena secara bersama kita telah membuatkan wawasan yang luas, fundamental dan mendalam dalam upaya-upaya kita menjawab tantangan dan aspirasi- aspirasi baru. Semuanya itu telah kita tuangkan dalam dokumen konstitusional yang sangat penting, ialah dalam GBHN 1988 dan keputusan-keputusan MPR lainnya. Hal itu terwujud berkat sema-ngat persatuan dan kenyalnya cara-cara yang telah kita tempuh dalam mempersiapkan dan melangsungkan.Sidang Umum MPR itu sendiri. Penyegaran diri juga kitarasakan berkat kemampuan kita bersama untuk menyalurkan secarakreatif semua aspirasi dan kekuatan yang telah dan akan muncul dalam masyarakat kita sebagai hasil dari pembangunan di segala bidang yang telah kita lakukan selama dua dasawarsa terakhir.
Kemampuan penyegaran diri yang demikian tadi harus tetap kita miliki dalam menghadapi perkembangan di dunia pada umumnya menjelang final kurun ke-20 dan awal kurun ke-21 mendatang. Kita perlu berpikir dalam kerangka dunia itu, karena kita yaitu pecahan dari dunia. Kesadaran bahwa usaha kita yaitu pecahan dari usaha yang meliputi seluruh dunia telah diungkapkan dalam kalimat pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar '45.
Di sana dinyatakan bahwa bahwasanya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh alasannya itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pembukaan Undang-Undang Dasar juga menegaskan bahwa kita memikul tanggung jawab untuk ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerde-kaan, perdamaian awet dan keadilan sosial.
Perjuangan bangsa kita memang dipengaruhi oleh perkem-bangan dunia. Bersamaan dengan itu usaha bangsa kita juga ikut menghipnotis perkembangan dunia. Kita hidup saling berafiliasi dan saling membutuhkan dengan bagian-bagian dunia yang lain, dengan bangsa-bangsa yang lain. Makin maju kita dalam pembangunan bangsa, akan makin bisa pula kita mengendalikan imbas perkembangan dunia terhadap perkem-bangan kita. Dan makin bisa pula kita ikut menghipnotis per-kembangan dunia dalam rangka panggilan kiprah mulia untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian awet dan keadilan sosial.
Ada tanda-tanda yang besar lengan berkuasa bahwa menjelang final kurun ke20 dan awal kurun ke-21 ini dunia akan mengalami perubahan-perubahan yang besar dan fundamental dii banyak sekali bidang dan tingkatan. Tanggung jawab moral kita yaitu ikut menghindar-kan dunia dari kehancuran karenaperang nuklir, karena ketidak-adilan antara Utara dan Selatan,karena ketidakadilan dalam pem-bangunan suatu negara dan karena kerusakan lingkungan hidup. Di mana-mana kita juga menyaksikan tanda-tanda krisis di banyak sekali bidang, antara lain di bidang moral dan spiritual.
Kita harus mengikuti dengan cermat perubahan-perubahan yang sedang dan akan berlangsung di dunia tadi, biar pada satu pihak, kita sanggup memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari peluang yang dibawa perubahan itu bagi kelanjutan pembangunan kita dan sanggup menghindarkan diri dari akibat-akibat negatif dari perubahan-perubahan tadi. Di lain pihak, melalui pembangunan yang kita lanjutkan, kita berusaha memberi sumbangan yang sebesar-besarnya kepada upaya seluruh umat insan untuk me-nikmati kehidupan yang lebih tenteram, lebih maju dan lebih sejahtera dari yang dirasakan hingga sekarang.
Menyadari semua kemungkinan, tantangan dan harapan akan masa depan menyerupai yang saya gambarkan sekilas tadi, --baik di dalam negeri maupun di luarnegeri-- maka dalam melaksana-kan semua amanat MPR yang memberi kiprah kepada saya selaku Presiden Republik ini, saya telah merumuskan Panca Krida Kabi-net Pembangunan V. Panca Krida itu berupa lima kiprah pokok dan sekaligus target untuk kurunwaktu lima tahun mendatang, yang meliputi:
Pertama : Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan dan ketahanan nasional.
Kedua : Meningkatkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara menuju terwujudnya peme-rintahan yang higienis dan berwibawa.
Ketiga : Membudayakan ideologi Pancasila, Demokrasi Pancasila dan P4 (Ekaprasetia Pancakarsa) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ber-negara.
Keempat : Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
Kelima : Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan diam-diam dalam tahun 1992.
PIDATO
PERTANGGUNGJAWABAN
PRESIDEN/MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG UMUM
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
1 MARET 1993
Sidang Majelis yang saya muliakan;
Dari GBHN '88 saya menangkap kiprah utama kita sebagai bangsa dalam kurun waktu lima tahun yang kemudian yaitu mencapai dua tujuan kembar dari pembangunan kita pada umumnya dan tujuan REPELITA V khususnya. Yang pertama adalah, mening-katkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil. Yang kedua adalah, meletakkan landasan yang besar lengan berkuasa untuk tahap pembangunan berikutnya. Kedua tujuan kembar itulah yang menjadi pedoman saya dalam memimpin bangsa ini.
Pedoman penting lainnya yang saya pegang teguh dalam memimpin bangsa ini yaitu Trilogi Pembangunan. Dari GBHN '88 saya memahami Trilogi Pembangunan itu dalam pengertian yang dinamis. Saya selalu mengingat pesan Penjelasan UUD, biar kita selalu memperhatikan dinamika yang ada dalam masyarakat. Saya juga memahami, bahwa dinamika masyarakat kita itu merupakan pecahan dari dinamikayang berkembang pesat di dunia cukup umur ini. Dengan semangat itulah saya laksanakan GBHN '88.
Saya selalu berusaha sekuat tenagauntuk mencari perpaduan yang terbaik dari upaya-upaya mewujudkan pemerataan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional yang dinamis. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab Presiden, saya selalu diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Saya telah berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan pesan Undang-Undang Dasar biar dalam melaksanakan tugasnya Presiden selalu memperhatikan sungguh-sungguh bunyi Dewan. Saya berusaha dengan pikiran jernih memahami bunyi Dewan itu, baik yang lantang maupun yang diungkapkan secara halus dan tersamar.
Para Menteri selalu melaporkan kepada saya suasana rapat kerja dengan Komisi-komisi Dewan. Dengar pendapat Komisi-komisi Dewan dengan pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen maupun dengan banyak sekali kalangan dalam masyarakat selalu saya ikuti dengan penuh perhatian. Sesuai dengan kehendak UUD, Dewan Pertimbangan Agung banyak memberi pertimbangan kepada saya dalam pelaksanaan tugas-tugas kepresidenan.
Badan Pemeriksa Keuangan secara teratur dan terpola telah melaksanakan investigasi terhadap tanggung jawab wacana keuangan negara. Ini merupakan pelaksanaan dari ketentuan Undang-Undang Dasar dan undang-undang yang berlaku. Hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan ini telah dipakai oleh Pemerintah untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan dan memperbaiki pengelolaan keuangan negara.
Seperti yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar dan undang-undang, kekuasaan kehakiman secara keseluruhan telah menjalankan kekuasaannya yang merdeka. Mahkamah Agung makin mantap menjalankan fungsinya dalam menegakkan aturan dan keadilan di negeri ini. Dengan segala kekurangannya yang masih ada, kekuasaan kehakiman bertambah kewibawaannya sebagai benteng terakhir penjaga keadilan.
AdanyaPeradilan Tata Usaha Negara merupakan tonggak sejarah keadilan yang penting di negara kita yang menjunjung tinggi aturan dan keadilan ini. Tidak jarang, pejabat-pejabat negara dan aparatur pemerintahan umumnya dituntut oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan di hadapan Peradilan Tata Usaha Negara.
Secara ringkas, kita telah berusaha memantapkan kedudukan, tugas, fungsi dan saling berhubungannya forum tertinggi negara dan lembaga-lembaga tinggi negara berdasarkan ketentuan dan semangat UUD. Ini merupakan sumbangan yang besar artinya dalam pembangunan politik dan pemeliharaan stabilitas nasional yang dinamis.
Sejak semula kita menyadari pentingnya pembangunan politik bagi suksesnya pembangunan.Kita juga menyadari bahwa pembangunan politik itu merupakan pecahan yang tidak gampang dari keseluruhan pembangunan bangsa.
Itulah sebabnya, semenjak tahun'66 dahulu kita mencapai kesepakatan nasional untuk mengadakan pembaharuan dan penyederhanaan kehidupan politik untuk menjamin stabilitas nasional yang dinamis dan sekaligus untuk menjamin kelancaran pembangunan.
Kita telah berhasil menata kembali lembaga-lembaga politik kita. Tugas bersama kita selanjutnya yaitu terus memantapkan lembaga-lembaga politik itu agarterus menerus memberi kesejukan dan dinamika kehidupan politik kita.
Dalam membangun kehidupan politik tadi kita terang tidak akan kembali ke belakang. Pengalaman kita memperlihatkan kegagalan demokrasi liberal maupun demokrasi terpimpin untuk mendukung pembangunan bangsa kita. Sebaliknya, kita harus memandang ke depan untuk meningkatkan penerapan demokrasi berdasarkan Pancasila sejalan dengan kemajuan yang kita capai dalam pembangunan pada umumnya. Di samping kemajuan di bidang ekonomi, tahap yang lebih maju dari pembangunan politik juga merupakan tolok ukur dari kemajuan pembangunan bangsa kita.
Penegasan kita bahwa Pancasila yaitu satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta penegasan kita bahwa Pancasila yaitu ideologi terbuka, merupakan kesepakatan bersama kita yang sangat fundamental untuk menjaga kemantapan stabilitas nasional yang dinamis. Penegasan kita bahwa pembangunan yaitu pengamalan Pancasila memberi kesejukan dalam kehidupan politikkita dan membuat kehidupan politik itu ada kaitannya pribadi dengan pembangunan. Jika kita menengok sekitar kita, maka kita sangat bersyukur bahwa pembaharuan politik yang kita lakukan itu berjalan dengan selamat. Dengan rasa prihatin kita menyaksikan bangsa-bangsa lain yang masih bergumul untuk menata sistem politik mereka.
Tidak sedikit bangsa-bangsa yang dalam menata kembali kehidupan politiknya itu justru tergelincir pada kemelut yang berkepanjangan karena munculnya sukuisme yang sempit, kontradiksi agama dan kepicikan wawasan. Beberapa diantaranya, malahan, mengalami pergolakan dan perpecahan dari dalam. Itulah sebabnya pengembangan kehidupan demokrasi kita lakukan dengan sangat hati-hati, dengan menjaga iramanya yang pas dengan kemajuan pembangunan dan dengan menjaga arah yang tetap pada pengamalan Pancasila.
Penyegaran kehidupan politik terus berlangsung. Wujudnya yang paling konkret yaitu pelaksanaanpemilihan umum. Telah lima kali kita menjalankan pemilihan umum di bawah naungan Undang-Undang Dasar '45. Dari waktu ke waktu pelaksanaannya lebih baik, lebih segar dan lebih semarak. Dalam setiap kali pemilihan umum selama ini, rata-rata sembilan dari sepuluh mereka yang berhak menentukan telah ikut menawarkan suaranya. Jumlah ini sangat tinggi; jauh lebih tinggi dari negara-negara lain yang kehidupan demokrasi dan kenegaraannya sudah sangat lama. Semuanya ini memperlihatkan bahwa kesadaran politik rakyat Indonesia sangat tinggi. Semuanya tadi juga memperlihatkan bahwa kehidupan demokrasi dan kehidupan politik kita terus berkembang, bertambah segar.
Tema-tema kampanye pemilihan umum yang terakhir menonjolkan program-program yang ditawarkan oleh kekuatan-kekuatan sosial politik kepada bangsanya. Kampanye pemilihan umum yang terakhir menyadarkan kita semua bahwa program-program untuk masa depan tidak kalah menarik dibanding dengan kampanye yang berbau ideologi golongan atau asas ciri golongan, yang hanya meninggalkan ketegangan, keretakan dan luka-luka bangsa.
Kita bahu-membahu telah membuktikan bahwa Pancasila sebagai satu-satunya asas, tetap memberi ruang gerak bagi kehidupan politik dan demokrasi kita, memperkaya gagasan-gagasan kita, menggairahkan kehidupan keagamaan kita, menjamin hak mengeluarkan pendapat dan suara, mendewasakan pelaksanaan hak-hak asasi manusia.
ABRI telah menjadi pecahan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan demokrasi kita yang berdasarkan Pancasila itu. Sejarah telah melahirkan ABRI sebagai kekuatan usaha bangsa yang ikut melahirkan, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan nasional. Karena itu ABRI ikut memikul tanggung jawab atas keselamatan perjalanan bangsa dan negara kita menuju tercapainya impian kemerdekaan bangsa.
Itulah hakiki dari peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan pertahanan keamanan, ABRI telah berhasil melindungi kedaulatan bangsa kita, menjaga keutuhan wilayah nasional kita, membuat keamanan dan ketertiban kita. Dengan terus melaksanakan kepercayaan pertahanan keamanan rakyat semesta, dengan terus manunggal dengan rakyat yang diabdinya,dengan tetap membuatkan kekuatan yang kecil tetapi efektif, peranan dwi fungsi ABRI itu memberi sumbangan yang besar bagi terciptanya stabilitas nasional yang dinamis.
Dinamika terhadap stabilitas nasional terasa pula pada kehidupan pers kita. Jumlah dan jenis penerbitan bertambah banyak serta bertambah mutunya. Isinya menampilkan kenyataan dan perkembangan masyarakat kita, menampilkan pandangan dan aspirasi banyak sekali kalangan masyarakat, menampilkan masalah-masalah yang sangat penting bagikehidupan masyarakat luas.
Dengan segala kekurangan yang masih ada,pers kita tumbuh makin bebas dan makin bertanggung jawab. Pers telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa kita, memperluas wawasannya dan memperkaya isu yang dibutuhkan oleh masyarakat yang makin terbuka.
Dalam rangka pembangunan hukum, semenjak tahun '66 hingga sekarang, Pemerintah bahu-membahu Dewan Perwakilan Rakyat telah melahirkan 295 buah undang-undang. Selama kita memasuki REPELITA V hingga hari ini telah dihasilkan 54 buah undang-undang.
Keterbukaan, kegairahan dan dinamika masyarakat kita perlu dijaga biar berlangsung secara tertib dan berkeadilan. Itulah sebabnya selama ini kita terus melaksanakan pembangunan dan penerapan hukum. Salah satu hasil karya aturan kita yang sangat penting yaitu Undang-undang No. 8 tahun '81 yang berupa kodifikasi di bidang aturan kegiatan pidana.
Di sini antara lain diberi jaminan yang terang mengenai proteksi terhadap hak- hak asasi manusia. Dalam banyak undang-undang kita yang lain tersebar jaminan terhadap hak-hak asasi insan itu. Sejumlah pasal banyak sekali undang-undang kita malahan memberi jaminan proteksi hak-hak asasi insan yang lebih baik dari negara-negara maju.
PIDATO
PERTANGGUNGJAWABAN
PRESIDEN / MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG UMUM
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
1 MARET 1998
Langkah segera yang telah kita ambil yaitu merevisi Rancangan APBN 1998/99, yang kini telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Langkah berikutnya yaitu melaksanakan kegiatan rehabilitasi perbankan dalam rangka membangun kembali sistem perbankan yang sehat. Program ini meliputi dua unsur utama. Yang pertama yaitu penyediaan jaminan penuh oleh Pemerintah kepada seluruh nasabah deposan dan kreditor bank-bank umum nasional. Yang kedua yaitu pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional, yang bertanggung jawab untuk memperbaiki bank-bank yang pada ketika ini dalam kondisi tidak sehat dan tidak mempunyai prospek yang baik untuk dipulihkan tingkat kesehatannya.
Beberapa hari yang kemudian saya telah menyetujuipenggabungan 4 buah bank milik negara; yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Bank gres sebagai hasil penggabungan itu diberi nama Bank Catur. Untuk menyehatkan dan memperkuat daya saing bank-bank swasta, Pemerintah telah menetapkan jumlah modal minimal dan mendorong penggabungan di antara mereka.
Langkah-langkah penting lainnya yaitu memperlancar perdagangan luar negeri dan perdagangan dalam negeri, memperlancar penanaman modal, menghapuskan monopoli serta menghapus kemudahan-kemudahan khusus untuk Mobil Nasional dan Industri Pesawat Terbang Nusantara.
Walaupun kita telah mempunyai dan mulai melaksanakan program-program reformasi dan restrukturisasi yang terang dan mendasar, namun belum ada tanda-tanda bahwa keadaan bertambah baik. Malahan, keadaan kehidupan rakyat bertambah berat. Secara menyeluruh, nilai tukar rupiah kita tetap saja lemah.
Sebentar saja menguat, kemudian melemah lagi. Hari-hari terakhir ini nilai tukar satu dolar Amerika berkisar antara Rp 9.000,- hingga Rp 10.000,-. Akibatnya, perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan besar dan menurunkan kegiatannya. Bahaya pengangguran mulai tampak. Harga barang impor atau barang produksi dalam negeri dengan komponen impor yang tinggi menjadi sangat mahal, termasuk harga obat-obatan. Harga barang kebutuhan hidup sehari- hari terdorong bertambah mahal pula.
Saya mencicipi betapa sedihnya hati ibu-ibu rumah tangga dan keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah menghadapi harga-harga yang membubung tinggi ini. Masyarakat gelisah. Kesalahpahaman sedikit saja telah menyulut kerusuhan yang lebih besar. Keadaan bertambah jelek karena ada saja mereka yang mengail di air yang sedang keruh. Keadaan perekonomian kita bertambah berat, karena L/C kita tidak diterima oleh kalangan perbankan di luar negeri.
Keadaan perekonomian kita mengundang keprihatinan sejumlah kepala pemerintahan negara lain. Merekaberdatangan menemui saya. Beberapa lainnya lagi mengadakan pembicaraan telepon dengan saya. Mereka memberi pandangan mengenai cara yang mereka anggap baik untuk mengatasi keadaan kita. Mereka juga memberi uluran tangan. Semuanya itu kita terima dengan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Saya tidak akan ragu sedikit pun melaksanakan apa saja untuk mengatasi keadaan, untuk meringankan beban kehidupan rakyat yang bertambah berat. Saya telah mulai melaksanakan dan akan terus melaksanakan program-program reformasi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan yang menerima proteksi IMF.
Tetapi, tanda-tanda perbaikan belum juga tampak. Kunci utamanya yaitu stabilisasi nilai tukar rupiah kita pada tingkat yang wajar. Selama ini belum tercapai, saya tidak sanggup melihat perbaikan keadaan dalam waktu dekat ini.
Itulah sebabnya saya meminta IMF dan para kepala pemerintahan lainnya kiranya sanggup membantu kita menemukan altematif yang lebih tepat. Saya namakan konsep yang lebih tepat itu sebagai konsep IMF Plus.
Saya sendiri sedang menimbang-nimbang dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian kemungkinan menerapkan Sistem Dewan Mata Uang.
Langkah apapun yang akan kita ambil, kita memerlukan proteksi IMF sebagai forum keuangan dunia yang berwibawa dan mempunyai reputasi tinggi. Sangat jelas, pada akhirnya, nasib kita berada di tangan kita sendiri.
Mencari jalan keluar yang terbaik itu telah menjadi perbincangan yang luas di kalangan masyarakat kita. Dengan niat baik, saya menilai positif perbincangan itu. Ini yaitu pecahan yang dinamis dari proses demokrasi kita. Artinya, sebagai perilaku melu handarbeni, rasa ikut mempunyai masa depan bersama. Dengan minat yang penuh saya perhatikan semua pandangan yang dikemukakan. Saya mengajak kita semua biar jangan membesar-besarkan perbedaan pandangan, apalagi yang malah membingungkan masyarakat awam.
Perbedaan pendapat jangan menjadi benih perpecahan di antara kita. Lebih-lebih, pada ketika kita memerlukan persatuan yang sekuat-kuatnya di antara kita biar sanggup bahu-membahu keluar dengan selamat dari kemelut kini ini.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Untuk mengatasi keadaan, kita telah mengambil banyak sekali langkah pemulihan ekonomi. Langkah itu ada yang berjangka pendek, ada pula yang berjangka lebih panjang.
Langkah jangka pendek yaitu mencukupi keperluan pangan dan obat-obatan, serta menampung tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan. Dalam jangka yang lebih panjang, kita menyusun program-program reformasi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan menyerupai yang tadi saya jelaskan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan,kita mengurangi kehilangan hasil panen, meningkatkan mutu intensifikasi, memperluas areal tanam melalui pemanfaatan lahan tidur, meningkatkan pemanfaatan lahan-lahan irigasi dan pasang surut, serta memanfaatkan lahan HTI untuk tumbuhan sela secara tumpangsari.
Upaya khusus meningkatkan produksi ini meliputi 2,3 juta hektar lahan padi, 540 ribu hektar lahan jagung, 527 ribu hektar lahan kedelai dan 14 ribu hektar lahan ubi kayu. Upaya ini akan kita lanjutkan dan kita perluas untuk memantapkan ketahanan pangan. Sementara upaya itu belum menghasilkan, untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga stabilitas harga kita mengimpor bahan- materi pangan yang pokok itu. Kebutuhan sangat penting lainnya bagi masyarakat yaitu obat-obatan. Meskipun kita sudah memproduksi banyak sekali macam obat-obatan, namun materi bakunya sebagian besar masih diimpor.
Perubahan kurs menimbulkan berkurangnya persediaan obat-obatan dan harganya bertambah mahal. Keadaan ini sanggup menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Guna memenuhi keperluan obat- obatan, maka impornya dipercepat dan kegiatan produksinya dipulihkan. Untuk menjamin kelancaran distribusi, untuk menawarkan kepastian dan untuk menjaga stabilitas harga yang wajar, maka Pemerintah memberi subsidi untuk pangan maupun obat-obatan yang diimpor. Subsidi ini dibebankan pada anggaran negara.
Masalah pengangguran kita atasi dengan kegiatan padat karya. Program ini membuat lapangan kerja produktif bagi tenaga kerja musiman dan yang berketerampilan rendah, baik di perdesaan maupun perkotaan. Kegiatannya meliputi rehabilitasi atau pembangunan jalan kampung dan jalan desa, jalan masuk irigasi, penyediaan air bersih, penghijauan dan penghutanan kembali, serta usaha-usaha produktif lainnya sesuai dengan keadaan dan keperluan masyarakat setempat. Pembukaan lapangan kerja selanjutnya diutamakan untuk membuatkan kegiatan produksi dan agroindustri pangan.
Kegiatan ekonomi di bidang pertanian ini tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan nilai tukar mata uang,karena mengandalkan sumber-sumber yang kita miliki secara melimpah. Selain itu, sifat kegiatannya padat karya. Kita juga membuatkan kegiatan untuk menampung tenaga kerja yang berketerampilan, terutama untuk daerah perkotaan.
Titik beratnya pada pengembangan wirausaha, karena perusahaan-perusahaan diperkirakan belum bisa segera memperluas kesempatan kerja. Bahkan ada kemungkinan, perusahaan-perusahaan itu belum sanggup segera menampung kembali tenagakerja sebanyak yang di-PHK. Berbagai langkah itu terns diikuti, di kaji, disempurnakan dan dimantapkan biar hasilnya segera dirasakan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kita harus memulihkan keadaan ekonomi dan moneter kita. Kita harus membangkitkan lagi ketahanan ekonomi kita. Tugas ini sangat berat. Tetapi kita tidak berkecil hati. Kita mempunyai kekuatan, pengalaman dan semangat. Kita telah membangun prasarana maupun sumber daya insan yang menjadi andalan kita untuk kembali tegak berdiri dan melanjutkan pembangunan.
Pelaksanaan REPELITA VI masih tersisa satu tahun lagi.
Tetapi, banyak target final REPELITAVI yang telah kita lampaui. Tentu saja, ada sasaran-sasaran yang belum sanggup kita wujudkan. Pada tahun-tahun terakhir REPELITA V dan tahun pertama REPELITA VI kita mencapai pertumbuhan ekonomi yang sedemikian tinggi sehingga dipandang perlu merevisi target laju pertumbuhan ekonomi menjadi rata-rata 7,1% per tahun.
Perkiraan jumlah investasi dan sumber-sumber pembiayaannya juga perlu disesuaikan. Pembangunan dalam REPELITA VI tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Ini berarti kita harus setepat-tepatnya memadukan stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Stabilitas ekonomi antara lain diupayakan melalui pengendalian laju inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Laju inflasi diperkirakan akan membaik dari 8,6% turun menjadi 5% pada final REPELITA VI. Defisit transaksi berjalan akan berada pada tingkat 1,9% pada final REPELITA VI dibanding 1,8% pada final REPELITA V. Sedangkan salah satu target pemerataan yang penting yaitu mengurangi jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 6% dari seluruh penduduk.
Demikian lah, Saudara Ketua yang terhormat, hingga dengan tahun ketiga REPELITA VI perekonomian nasional kita memperlihatkan perkembangan yang mantap sesuai dengan yang diharapkan. Laju pertumbuhan ekonomi selama periode '93-'96 berturut-turut yaitu 7,3%, 7,5%, 8,2% dan 8%. Tetapi, pada paruh kedua tahun '97 gejolak moneter tiba-tiba tiba menerjang.
Pertumbuhan ekonomi kita kemudian melambat. Angka sementara pertumbuhan ekonomi tahun '97 hanya 4,7%. Padahal, selama empat tahun REPELITA VI pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7,1% per tahun, yang berarti sama dengan target tahunan REPELITA VI yang telah di revisi. Perkembangan ekonomi tadi didukung oleh meningkatnya penanaman modal pribadi sebagai sumber penggerak yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dibanding dengan seluruh nilai persetujuan selama REPELITA V, maka selama empat tahun REPELITA VI nilai persetujuan PMDN naik satu setengah kali dan PMA naik tiga kali lipat.
Laju pertumbuhan penduduk berhasil terus ditekan, sehingga mencapai 1,54% dalam tahun '97. Angka ini mendekati target final REPELITA VI sebesar 1,51%. Dengan laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk tadi, maka pendapatan per kapita Indonesia meningkat.
Dalam rupiah nilainya meningkat dari Rp 2,7 juta pada tahun '96 menjadi Rp 3,1 juta pada tahun '97. Dengan demikian, realisasi pendapatan per kapita dalam nilai rupiah tahun '97 telah melampaui target pendapatan per kapita tahun keempat REPELITA VI sebesar Rp 3 juta per kapita. Dalam dolar Amerika, pada tahun '93 pendapatan per kapita yaitu 842 dolar Amerika, kemudian naik mencapai 1.155 dolar Amerika pada tahun '96, yang berarti melampaui sasaranny a sebesar 1.118 do lar Amerika. Dengan merosotnya nilai rupiah, pendapatan per kapita tahun '97 turun lagi menjadi 1.089 dolar Amerika.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi hingga dengan tahun ketiga REPELITA VI, diikuti pula dengan kestabilan internal yang terkendali. Laju inflasi pada periode itu masing-masing yaitu 8,6%, 8,9% dan 5,2%, mendekati target final REPELITA VI sebesar 5%. Seperti saya jelaskan, semenjak pertengahan tahun '97 terjadi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Gejala ini mulai terasa pada bulan September tahun kemudian dengan laju inflasi sebesar 1,3%. Inflasi terus tetap tinggi hingga pada bulan Januari '98 mencapai 6,9%. Laju inflasi seluruh tahun '97 menjadi 11,1%; dan dalam 10 bulan pertama tahun anggaran 1997/98 telah mencapai 16%. Laju kenaikan harga ini juga dipacu oleh kekeringan yang panjang, yang menimbulkan turunnya produksi pertanian dan terjadinya kenaikan harga-harga kelompok makanan.
Di sisi kestabilan ekstemal, pertumbuhan ekspor semenjak tahun 1993/94 secara umum lebih lambat dari pertumbuhan impor. Laju ekspor yang tidak terlalu cepat ini disebabkan oleh bertambah ketatnya persaingan, terutama untuk produk-produk industri padat karya yang telah mulai banyak dihasilkan oleh negara-negara pengekspor baru; dan juga karena meningkatnya usul dalam negeri. Di lain pihak, kegiatan ekonomi yang terus meningkat --termasuk investasi-- telah mendorong lajunya pertumbuhan Impor.
RANGKUMAN
Beliau sangat populer dengan sebutan sebagai 'Bapak Pembangunan' dan juga satu-satunya presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama sekitar 32 tahun. Pada zaman pemerintahannya Indonesia mengalami kemajuan pesat dibidang pertanian, dia merupakan Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya berjulukan Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya berjulukan Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, karena ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai jadinya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi salah satu catatan penting ketika Republik ini gres mulai berdiri sehabis lepas dari penjajahan Belanda. Banyak versi seputar Serangan Umum 1 Maret tersebut. Namun demikian, kiprah Letkol Soeharto tentu tidak bisa dipisahkan dalam perang untuk merebut kembali Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta. Tujuan utama tentu untuk menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Alhasil Serangan Umum 1 Maret bisa memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia masih ada.
soeharto dan panglima besar jenderal soedirman
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda ketika itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat yang kemudian mulai melaksanakan perintah untuk mengendalikan situasi negara yang ketika itu sangat kacau karena adanya perebutan kekuasaan oleh PKI. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto mendapatkan surat yang paling populer yaitu "Supersemar" atau Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk sehabis meletusnya G-30-S/PKI, Sidang spesial MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, hingga ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998 dimana pada tahun tersebut populer dengan Tahun Reformasi.
Kembali pada awal awal pemerintahnnya, Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada final masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya yaitu mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sehabis Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru. Program pemerintah Soeharto diarahkan pada upaya evakuasi ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi biar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi yaitu perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini yaitu training sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Program stabilsasi ini dilakukan dengan cara membentung laju inflasi. Dan pemerintah Orde Baru berhasil membendung laju inflasi pada final tahun 1967-1968, tetapi harga materi kebutuhan pokok naik melonjak. Sesudah dibuat Kabinet Pembangunan pada bulan Juli 1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing. Sejak ketika itu ekonomi nasional relatif stabil
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah Orde Baru yaitu melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita mempunyai misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang meliputi periode 25-30 tahun. Pembangunan nasional yaitu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada masa orde baru, pemerintah menjalankan kebijakan yang tidak mengalami perubahan terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada masa itu pemerintah sukses menghadirkan suatu stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi. Karena hal itulah maka pemerintah jarang sekali melaksanakan perubahan-perubahan kebijakan terutama dalam hal anggaran negara. Pada masa pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan politik yang dijalankan oleh pemerintah. Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan.
Di final pemerintahnnya yaitu pada tahun 1998 dimana masa tersebut merupakan masa kelam bagi Presiden Soeharto dan masuknya masa reformasi bagi Indonesia, Dengan besarnya demonstrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa serta rakyat yang tidak puas akan kepemimpinan Soeharto serta makin tidak terkendalinya ekonomi serta stabilitas politik Indonesia maka pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB Pak Harto membacakan pidato "pernyataan berhenti sebagai presiden RI” sehabis runtuhnya proteksi untuk dirinya. Soeharto telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. Sebelum dia mundur, Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi dalam 6 hingga 12 bulan sebelumnya. BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa masa kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun 1999. Kejatuhan Suharto juga menandai
akhir masa Orde Baru, suatu rezim yang berkuasa semenjak tahun 1968.
DAFTAR PUSTAKA:
http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/speech/?presiden_id=2&presiden=suharto
http://www.wattpad.com/79641-biografi-soeharto
http://www.merdeka.com/peristiwa/enak-sekarang-atau-zaman-soeharto.html
16 AGUSTUS 1968
Saudara-saudara sekalian;
Mengenai masalah pembangunan ekonomi, kita memang harus berani mengakui bahwa hampir selama kemerdekaan ini hal tersebut terbengkalai. Kondisi sosial-ekonomi pada tahun-tahun pertama sehabis legalisasi kemerdekaan kita jang relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun belakangan ini, tidak sempat kita djadikan landasan jang besar lengan berkuasa bagi per-tumbuhan ekonomi selandjutnja jang besar lengan berkuasa dan madju. Bahkan „modal” jang kita miliki waktu itu selama belasan tahun telah mendjadi terbengkalai pengurusannja, sehingga lebih melemah-kan potensi pembangunan kita.
Sekali lagi, kita tidak perlu menjesali dan menjalahkan masa lampau, soalnja kini yaitu mendapatkan djalan keluar jang harus kita djamin pelaksanaannja.
Sementara itu, saja pribadi dan Pemerintah sadar sepenuhnja akan perasaan Rakjat banjak mengenai hal ini. Mereka telah terlalu usang menderita dan hingga scat inipun sebagian besar Rakjat masih mencicipi beban hidup sehari-hari jang tetap berat. Kesadaran akan arti kemerdekaan, kemadjuan pendidik-an dan meluasnja pengetahuan,sekaligus membawa tuntutan kehidupan pang lebih baik dan lebih banjak. Kebutuhan-kebu-tuhan hidup sehari-hari jang pada masa pendjadjahan dahulu tergolong kebutuhan jang „mewah” atau hanja terbatas pada segolongan ketjil masjarakat, kini telah banjak berubah mendjadi kebutuhan penting bagi Rakjat banjak.
Meningkatnja kesadaran sebagai Bangsa jang merdeka, makin banjak djenis dan djumlah kebutuhan hidup sehari-hari,mengakibatkan keinginan Rakjat jang sangat besar lengan berkuasa untuk segera melihat perbaikan dan kemadjuan disegala bidang.
Rakjat seperti tidak sabar lagi melihat „1ambat-nja ke-madjuan dan perbaikan jang sanggup kita tjapai dengan susah-pajah dalam dua tahun terachir ini. Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut pembangunan disegala bidang! Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut lapangan pekerdjaan jang lebih banjak dan lebih baik, karena Rakjat memang ingin be-kerdja untuk sanggup hidup lebih baik!
Semangat ini merupakan menandakan jang sangat baik, oleh karena itu momentum ini harus dipelihara dan segera disalur-kan dengan baik. Sementara itu, saja meminta pengertian jang sedalam-dalamnja akan masalah-masalah pembangunan jang kita hadapi cukup umur ini. Pengertian sematjam itu sangat pen-ting, biar kenjataan tidak menghantjurkan harapan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Setiap perbaikan keadaan, setiap pembangunan ekonomi, se-tiap usaha menaikkan taraf hidup dan kemakmuran Rakjat tidak sanggup ditjapai begitu sadja dalam waktu jang sangat singkat. Jang sanggup kita usahakan yaitu mempertjepat pro-ses pelaksanaan pembangunan itu melalui perentjanaan jang setepat-tepatnja dan sebaik-baiknja. Untuk melaksanakan pem-bangunan itu, masih banjak jang kita butuhkan dan masih banjak pula jang harus kita kerdjakan.
Kita memerlukan modal jang besar, kita memerlukan per-alatan, kita memerlukan keachlian dan ketrampilan, kita me-merlukan pengusaha-pengusaha jang baik, kita memerlukan kemauan bekerdja dan keberanian berusaha.
Apabila kita melihat bangsa-bangsa lain jang telah madju, mereka sebenarnja telah bekerdja keras puluhan tahun, bah-kan sebagian telah bekerdja keras ratusan tahun. Mereka telah bekerdja keras dan sekarangpun mereka masih terus bekerdja keras.
Tuhan Jang Maha Esa sungguh telah melimpahkan karunia-Nja kepada Bangsa Indonesia dengan menawarkan kekajaanalam Tanah-Air jang sangat kaja-raja dan melimpah limpah. Akan tetapi, kekajaan alam itu masih harus kita gali dan kita kerdjakan untuk sanggup menawarkan nikmat kehidupan kepada kita semuanja.
Kita memang mempunyai bahan-bahan tambang jang besar nilainja jang terkandung dalam bumi Indonesia. Akan tetapi kita harus sadar, bahwa keadaangeologi jang kita ketahui gres sedjumlah 5%. Kita mempunyai hutan seluas lebih dari 100 djuta ha. Akan tetapi kita masih harus menebang atau mem-bukanja mendjadi sawah pertanian. Kita mempunyai lautan se-luas djutaan mil persegi, dengan ikan dan kekajaan bahari lain-nja jang belum sanggup dinilai besarnja. Akan tetapi kita harus sadar bahwa untuk menggali kekajaan bahari itu kita memerlu-kan ribuan kapal-kapal penangkap ikan, pabrik pengalengan dan sebagainja. Kita mempunyai sungai-sungai jang besar dan deras.
Akan tetapi kita harus sadar bahwa kita harus mempunyai bendungan-bendungan, mempunyai irigasi-irigasi jang baik, biar air sungai itu bermanfaat buat pertanian dan mentjegah ban-djir. Kita harus membuat pembangkit-pembangkit tenaga listrik, untuk industri dah penerangan perumahan Rakjat. Dipulau Djawa kita hidup seperti berdjedjal-djedjal lebih dari 550 orang tiap km, sedang diluar Djawa tanah jang sanggup dikerdjakan dan sanggup didiami masih sangat luas.
Saudara-saudara sekalian;
Dari beberapa kenjataan jang raja tundjukkan itu, tampak djelas bahwa, masih banjak jang kita butuhkan, akan tetapi masih djauh lebih banjak lagi jang harus kita kerdjakan!
Kita masih terus harus berlomba dengan waktu untuk men-dekatkan kenjataan dengan harapan. Waktu jang tersedia terasa djauh lebih sempit apabila kita mengingat hasrat Rak-jat jang sangat besar untuk segera melihat perbaikan.
Perbedaan antara harapan dan kenjataan inilah yang kadang kala menimbulkan sematjam kegelisahan. Sebagai suatu gedjala sosial, kegelisahan ini yaitu wadjar; bahkan merupakan menandakan fikiran jang kritis, suatu menandakan kemauan untuk perbaikan dan kemadjuan. Satu hal jang perlu diperhatikan, bahwa dalam keadaan bagaimanapun kita harus tenang dan wadjar dalam melihat semua dilema jang kita hadapi.
Saja selalu menghargai pandangan-pandangan dan usul-usul jang konkrit untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi sebalik-nja, yaitu sangat berbahaja usaha-usaha mengobarkan ke-gelisahan masjarakat untuk tudjuan-tudjuan jang negatif. Djuga sangat tidak bertanggung djawab adanja usaha jang dengan sadar atau tidak sadar menawarkan citra jang keliru wacana keadaan sebenarnja jang kita hadapi cukup umur ini.
Ada djuga sementara golongan jang menjebarkan benih-benih apatisme, sinisme dan skeptisisme dalam masjarakat. Usaha-usaha negatif itu tidak akan memperbaiki keadaan, bahkan sebaliknja sanggup merusak suasana dan hasil-hasil jang kita tjapai dengan susah-pajah hingga ketika ini.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Satu-satunja djawaban jang tepat untuk memperbaiki ke-adaan kita kini yaitu pelaksanaan Rentjana Pembangun-an Lima Tahun dengan sungguh-sungguh dan dengan mengerah-kan seluruh daja dan kekuatan Bangsa jang tersedia. Saja djuga meminta pengertian, bahwa Pembangunan Lima Tahun jang akan tiba gres merupakan tahap pertama dari serangkaian pembangunan Nasional jang masih harus kita lakukan.
Dengan dilaksanakannja permulaan pembangunan dalam tahun depan, maka hat itu tidak berarti bahwa keadaan dengan „mendadak” mendjadi berobah. Tahun depan merupakan masa peralihan, dari berachirnja kegiatan stabilisasi dan rehabilitasi jang kita selesaikan tahun ini dengan masa permulaan daripada pembangunan dalam arti jang sebenarnja.
Disamping faktor-faktor ekonomi, maka pelaksanaan pem-bangunan memerlukan prasarana politik dan prasarana mental. Hal ini perlu kita sadari, oleh karena pada hakekatnja pemba-ngunan itu dilakukan oleh insan dan untuk manusia.
Prasarana ekonomi disatu fihak dan prasarana politik serta prasarana mental dilain fihak merupakan dua prasarana pokok bagi bangsa jang sedang membangun. Berapa banjak modal dan peralatan jang kita miliki, apabila kita tidak mau bekerdja dengan teratur dan tekun; makasemuanja akan habis dengan sia-sia. Sebaliknja tanpa modal dan peralatan kita djuga mustahil mengadakan pembangunan ekonomi.
Saudara-saudara sekalian;
Pembangunan Nasional harus kita laksanakan tahun depan, tidak ada lagi waktu dan alasan untuk menunda-nunda lebih usang lagi. Penundaan berarti akan membawa akibat-akibat jang lebih parah bagi kita semuanja. Disamping itu, sukses atau gagalnja pelaksanaan pemba-ngunan jang akan tiba akan merupakan taruhan bagi martabat kita sebagai suatu Bangsa jang merdeka.
Kita wadjib membajar kembali hutang-hutang luar-negeri jang sangat besar djumlahnja, baik jang telah dihambur-ham-burkan oleh Pemerintah masa orde-lama maupun hutang-hutang gres jang kita perlukan untuk melaksanakan kegiatan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi kini ini. Adalah kewadjiban kita bersama kini ini untuk beker-dja keras demi kebahagiaan anak-tjutju kita. Sungguh satu dosa, apabila kita meninggalkankemelaratan dan beban hutang kepada generasi jang akan datang.
PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOEHARTO
DI DEPAN SIDANG
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
16 AGUSTUS 1988
Di tahun 1908 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga bisa meningkatkan usaha lokal menjadi usaha nasio-nal, meninggalkan cara-cara usaha pramoderen menjadi per-juangan moderen. Di tahun 1928 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga sanggup bergerak maju dari usaha yang menonjol-kan paham-paham kedaerahan menjadi usaha sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan berbahasa nasional yang satu. Di tahun 1945 bangsa kita menyegarkan diri sehingga siap untuk menjadi bangsa yang merdeka, dan bersatu berdaulat dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Di tahun 1966 bangsa kita menyegarkan diri sehingga kita bisa memasuki tahap Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Sekarang dan di tahun-tahun yang akan datang, bangsa kita juga harus menyegarkan diri untuk berkemas-kemas memasuki tahap tinggal landas dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun kedua.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kali ini, ulang tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan kita pe-ringati dalam suasana penuh kegembiraan, persaudaraan yang bersahabat dan kesegaran, karena beberapa bulan yang kemudian kita telah menyelenggarakan Sidang Umum MPR.
Suasana bangga meliputi kalbu kita semua karena Sidang Umum Majelis itu telah berjalan lancar, sukses dan selamat. Sua- sana persaudaraan yang bersahabat menyelimuti hati kita semua karena keputusan-keputusan Majelis yang mengejawantahkan kedaulatan rakyat telah diambil dengan hatiyang ikhlas, pikiran yang jernih serta semangat persatuan dan kesatuan nasional yang kokoh.
Kita mencicipi kesejukan baru, karena secara bersama kita telah membuatkan wawasan yang luas, fundamental dan mendalam dalam upaya-upaya kita menjawab tantangan dan aspirasi- aspirasi baru. Semuanya itu telah kita tuangkan dalam dokumen konstitusional yang sangat penting, ialah dalam GBHN 1988 dan keputusan-keputusan MPR lainnya. Hal itu terwujud berkat sema-ngat persatuan dan kenyalnya cara-cara yang telah kita tempuh dalam mempersiapkan dan melangsungkan.Sidang Umum MPR itu sendiri. Penyegaran diri juga kitarasakan berkat kemampuan kita bersama untuk menyalurkan secarakreatif semua aspirasi dan kekuatan yang telah dan akan muncul dalam masyarakat kita sebagai hasil dari pembangunan di segala bidang yang telah kita lakukan selama dua dasawarsa terakhir.
Kemampuan penyegaran diri yang demikian tadi harus tetap kita miliki dalam menghadapi perkembangan di dunia pada umumnya menjelang final kurun ke-20 dan awal kurun ke-21 mendatang. Kita perlu berpikir dalam kerangka dunia itu, karena kita yaitu pecahan dari dunia. Kesadaran bahwa usaha kita yaitu pecahan dari usaha yang meliputi seluruh dunia telah diungkapkan dalam kalimat pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar '45.
Di sana dinyatakan bahwa bahwasanya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh alasannya itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pembukaan Undang-Undang Dasar juga menegaskan bahwa kita memikul tanggung jawab untuk ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerde-kaan, perdamaian awet dan keadilan sosial.
Perjuangan bangsa kita memang dipengaruhi oleh perkem-bangan dunia. Bersamaan dengan itu usaha bangsa kita juga ikut menghipnotis perkembangan dunia. Kita hidup saling berafiliasi dan saling membutuhkan dengan bagian-bagian dunia yang lain, dengan bangsa-bangsa yang lain. Makin maju kita dalam pembangunan bangsa, akan makin bisa pula kita mengendalikan imbas perkembangan dunia terhadap perkem-bangan kita. Dan makin bisa pula kita ikut menghipnotis per-kembangan dunia dalam rangka panggilan kiprah mulia untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian awet dan keadilan sosial.
Ada tanda-tanda yang besar lengan berkuasa bahwa menjelang final kurun ke20 dan awal kurun ke-21 ini dunia akan mengalami perubahan-perubahan yang besar dan fundamental dii banyak sekali bidang dan tingkatan. Tanggung jawab moral kita yaitu ikut menghindar-kan dunia dari kehancuran karenaperang nuklir, karena ketidak-adilan antara Utara dan Selatan,karena ketidakadilan dalam pem-bangunan suatu negara dan karena kerusakan lingkungan hidup. Di mana-mana kita juga menyaksikan tanda-tanda krisis di banyak sekali bidang, antara lain di bidang moral dan spiritual.
Kita harus mengikuti dengan cermat perubahan-perubahan yang sedang dan akan berlangsung di dunia tadi, biar pada satu pihak, kita sanggup memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari peluang yang dibawa perubahan itu bagi kelanjutan pembangunan kita dan sanggup menghindarkan diri dari akibat-akibat negatif dari perubahan-perubahan tadi. Di lain pihak, melalui pembangunan yang kita lanjutkan, kita berusaha memberi sumbangan yang sebesar-besarnya kepada upaya seluruh umat insan untuk me-nikmati kehidupan yang lebih tenteram, lebih maju dan lebih sejahtera dari yang dirasakan hingga sekarang.
Menyadari semua kemungkinan, tantangan dan harapan akan masa depan menyerupai yang saya gambarkan sekilas tadi, --baik di dalam negeri maupun di luarnegeri-- maka dalam melaksana-kan semua amanat MPR yang memberi kiprah kepada saya selaku Presiden Republik ini, saya telah merumuskan Panca Krida Kabi-net Pembangunan V. Panca Krida itu berupa lima kiprah pokok dan sekaligus target untuk kurunwaktu lima tahun mendatang, yang meliputi:
Pertama : Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan dan ketahanan nasional.
Kedua : Meningkatkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara menuju terwujudnya peme-rintahan yang higienis dan berwibawa.
Ketiga : Membudayakan ideologi Pancasila, Demokrasi Pancasila dan P4 (Ekaprasetia Pancakarsa) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ber-negara.
Keempat : Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
Kelima : Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan diam-diam dalam tahun 1992.
PIDATO
PERTANGGUNGJAWABAN
PRESIDEN/MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG UMUM
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
1 MARET 1993
Sidang Majelis yang saya muliakan;
Dari GBHN '88 saya menangkap kiprah utama kita sebagai bangsa dalam kurun waktu lima tahun yang kemudian yaitu mencapai dua tujuan kembar dari pembangunan kita pada umumnya dan tujuan REPELITA V khususnya. Yang pertama adalah, mening-katkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil. Yang kedua adalah, meletakkan landasan yang besar lengan berkuasa untuk tahap pembangunan berikutnya. Kedua tujuan kembar itulah yang menjadi pedoman saya dalam memimpin bangsa ini.
Pedoman penting lainnya yang saya pegang teguh dalam memimpin bangsa ini yaitu Trilogi Pembangunan. Dari GBHN '88 saya memahami Trilogi Pembangunan itu dalam pengertian yang dinamis. Saya selalu mengingat pesan Penjelasan UUD, biar kita selalu memperhatikan dinamika yang ada dalam masyarakat. Saya juga memahami, bahwa dinamika masyarakat kita itu merupakan pecahan dari dinamikayang berkembang pesat di dunia cukup umur ini. Dengan semangat itulah saya laksanakan GBHN '88.
Saya selalu berusaha sekuat tenagauntuk mencari perpaduan yang terbaik dari upaya-upaya mewujudkan pemerataan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional yang dinamis. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab Presiden, saya selalu diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Saya telah berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan pesan Undang-Undang Dasar biar dalam melaksanakan tugasnya Presiden selalu memperhatikan sungguh-sungguh bunyi Dewan. Saya berusaha dengan pikiran jernih memahami bunyi Dewan itu, baik yang lantang maupun yang diungkapkan secara halus dan tersamar.
Para Menteri selalu melaporkan kepada saya suasana rapat kerja dengan Komisi-komisi Dewan. Dengar pendapat Komisi-komisi Dewan dengan pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen maupun dengan banyak sekali kalangan dalam masyarakat selalu saya ikuti dengan penuh perhatian. Sesuai dengan kehendak UUD, Dewan Pertimbangan Agung banyak memberi pertimbangan kepada saya dalam pelaksanaan tugas-tugas kepresidenan.
Badan Pemeriksa Keuangan secara teratur dan terpola telah melaksanakan investigasi terhadap tanggung jawab wacana keuangan negara. Ini merupakan pelaksanaan dari ketentuan Undang-Undang Dasar dan undang-undang yang berlaku. Hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan ini telah dipakai oleh Pemerintah untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan dan memperbaiki pengelolaan keuangan negara.
Seperti yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar dan undang-undang, kekuasaan kehakiman secara keseluruhan telah menjalankan kekuasaannya yang merdeka. Mahkamah Agung makin mantap menjalankan fungsinya dalam menegakkan aturan dan keadilan di negeri ini. Dengan segala kekurangannya yang masih ada, kekuasaan kehakiman bertambah kewibawaannya sebagai benteng terakhir penjaga keadilan.
AdanyaPeradilan Tata Usaha Negara merupakan tonggak sejarah keadilan yang penting di negara kita yang menjunjung tinggi aturan dan keadilan ini. Tidak jarang, pejabat-pejabat negara dan aparatur pemerintahan umumnya dituntut oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan di hadapan Peradilan Tata Usaha Negara.
Secara ringkas, kita telah berusaha memantapkan kedudukan, tugas, fungsi dan saling berhubungannya forum tertinggi negara dan lembaga-lembaga tinggi negara berdasarkan ketentuan dan semangat UUD. Ini merupakan sumbangan yang besar artinya dalam pembangunan politik dan pemeliharaan stabilitas nasional yang dinamis.
Sejak semula kita menyadari pentingnya pembangunan politik bagi suksesnya pembangunan.Kita juga menyadari bahwa pembangunan politik itu merupakan pecahan yang tidak gampang dari keseluruhan pembangunan bangsa.
Itulah sebabnya, semenjak tahun'66 dahulu kita mencapai kesepakatan nasional untuk mengadakan pembaharuan dan penyederhanaan kehidupan politik untuk menjamin stabilitas nasional yang dinamis dan sekaligus untuk menjamin kelancaran pembangunan.
Kita telah berhasil menata kembali lembaga-lembaga politik kita. Tugas bersama kita selanjutnya yaitu terus memantapkan lembaga-lembaga politik itu agarterus menerus memberi kesejukan dan dinamika kehidupan politik kita.
Dalam membangun kehidupan politik tadi kita terang tidak akan kembali ke belakang. Pengalaman kita memperlihatkan kegagalan demokrasi liberal maupun demokrasi terpimpin untuk mendukung pembangunan bangsa kita. Sebaliknya, kita harus memandang ke depan untuk meningkatkan penerapan demokrasi berdasarkan Pancasila sejalan dengan kemajuan yang kita capai dalam pembangunan pada umumnya. Di samping kemajuan di bidang ekonomi, tahap yang lebih maju dari pembangunan politik juga merupakan tolok ukur dari kemajuan pembangunan bangsa kita.
Penegasan kita bahwa Pancasila yaitu satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta penegasan kita bahwa Pancasila yaitu ideologi terbuka, merupakan kesepakatan bersama kita yang sangat fundamental untuk menjaga kemantapan stabilitas nasional yang dinamis. Penegasan kita bahwa pembangunan yaitu pengamalan Pancasila memberi kesejukan dalam kehidupan politikkita dan membuat kehidupan politik itu ada kaitannya pribadi dengan pembangunan. Jika kita menengok sekitar kita, maka kita sangat bersyukur bahwa pembaharuan politik yang kita lakukan itu berjalan dengan selamat. Dengan rasa prihatin kita menyaksikan bangsa-bangsa lain yang masih bergumul untuk menata sistem politik mereka.
Tidak sedikit bangsa-bangsa yang dalam menata kembali kehidupan politiknya itu justru tergelincir pada kemelut yang berkepanjangan karena munculnya sukuisme yang sempit, kontradiksi agama dan kepicikan wawasan. Beberapa diantaranya, malahan, mengalami pergolakan dan perpecahan dari dalam. Itulah sebabnya pengembangan kehidupan demokrasi kita lakukan dengan sangat hati-hati, dengan menjaga iramanya yang pas dengan kemajuan pembangunan dan dengan menjaga arah yang tetap pada pengamalan Pancasila.
Penyegaran kehidupan politik terus berlangsung. Wujudnya yang paling konkret yaitu pelaksanaanpemilihan umum. Telah lima kali kita menjalankan pemilihan umum di bawah naungan Undang-Undang Dasar '45. Dari waktu ke waktu pelaksanaannya lebih baik, lebih segar dan lebih semarak. Dalam setiap kali pemilihan umum selama ini, rata-rata sembilan dari sepuluh mereka yang berhak menentukan telah ikut menawarkan suaranya. Jumlah ini sangat tinggi; jauh lebih tinggi dari negara-negara lain yang kehidupan demokrasi dan kenegaraannya sudah sangat lama. Semuanya ini memperlihatkan bahwa kesadaran politik rakyat Indonesia sangat tinggi. Semuanya tadi juga memperlihatkan bahwa kehidupan demokrasi dan kehidupan politik kita terus berkembang, bertambah segar.
Tema-tema kampanye pemilihan umum yang terakhir menonjolkan program-program yang ditawarkan oleh kekuatan-kekuatan sosial politik kepada bangsanya. Kampanye pemilihan umum yang terakhir menyadarkan kita semua bahwa program-program untuk masa depan tidak kalah menarik dibanding dengan kampanye yang berbau ideologi golongan atau asas ciri golongan, yang hanya meninggalkan ketegangan, keretakan dan luka-luka bangsa.
Kita bahu-membahu telah membuktikan bahwa Pancasila sebagai satu-satunya asas, tetap memberi ruang gerak bagi kehidupan politik dan demokrasi kita, memperkaya gagasan-gagasan kita, menggairahkan kehidupan keagamaan kita, menjamin hak mengeluarkan pendapat dan suara, mendewasakan pelaksanaan hak-hak asasi manusia.
ABRI telah menjadi pecahan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan demokrasi kita yang berdasarkan Pancasila itu. Sejarah telah melahirkan ABRI sebagai kekuatan usaha bangsa yang ikut melahirkan, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan nasional. Karena itu ABRI ikut memikul tanggung jawab atas keselamatan perjalanan bangsa dan negara kita menuju tercapainya impian kemerdekaan bangsa.
Itulah hakiki dari peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan pertahanan keamanan, ABRI telah berhasil melindungi kedaulatan bangsa kita, menjaga keutuhan wilayah nasional kita, membuat keamanan dan ketertiban kita. Dengan terus melaksanakan kepercayaan pertahanan keamanan rakyat semesta, dengan terus manunggal dengan rakyat yang diabdinya,dengan tetap membuatkan kekuatan yang kecil tetapi efektif, peranan dwi fungsi ABRI itu memberi sumbangan yang besar bagi terciptanya stabilitas nasional yang dinamis.
Dinamika terhadap stabilitas nasional terasa pula pada kehidupan pers kita. Jumlah dan jenis penerbitan bertambah banyak serta bertambah mutunya. Isinya menampilkan kenyataan dan perkembangan masyarakat kita, menampilkan pandangan dan aspirasi banyak sekali kalangan masyarakat, menampilkan masalah-masalah yang sangat penting bagikehidupan masyarakat luas.
Dengan segala kekurangan yang masih ada,pers kita tumbuh makin bebas dan makin bertanggung jawab. Pers telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa kita, memperluas wawasannya dan memperkaya isu yang dibutuhkan oleh masyarakat yang makin terbuka.
Dalam rangka pembangunan hukum, semenjak tahun '66 hingga sekarang, Pemerintah bahu-membahu Dewan Perwakilan Rakyat telah melahirkan 295 buah undang-undang. Selama kita memasuki REPELITA V hingga hari ini telah dihasilkan 54 buah undang-undang.
Keterbukaan, kegairahan dan dinamika masyarakat kita perlu dijaga biar berlangsung secara tertib dan berkeadilan. Itulah sebabnya selama ini kita terus melaksanakan pembangunan dan penerapan hukum. Salah satu hasil karya aturan kita yang sangat penting yaitu Undang-undang No. 8 tahun '81 yang berupa kodifikasi di bidang aturan kegiatan pidana.
Di sini antara lain diberi jaminan yang terang mengenai proteksi terhadap hak- hak asasi manusia. Dalam banyak undang-undang kita yang lain tersebar jaminan terhadap hak-hak asasi insan itu. Sejumlah pasal banyak sekali undang-undang kita malahan memberi jaminan proteksi hak-hak asasi insan yang lebih baik dari negara-negara maju.
PIDATO
PERTANGGUNGJAWABAN
PRESIDEN / MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG UMUM
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
1 MARET 1998
Langkah segera yang telah kita ambil yaitu merevisi Rancangan APBN 1998/99, yang kini telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Langkah berikutnya yaitu melaksanakan kegiatan rehabilitasi perbankan dalam rangka membangun kembali sistem perbankan yang sehat. Program ini meliputi dua unsur utama. Yang pertama yaitu penyediaan jaminan penuh oleh Pemerintah kepada seluruh nasabah deposan dan kreditor bank-bank umum nasional. Yang kedua yaitu pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional, yang bertanggung jawab untuk memperbaiki bank-bank yang pada ketika ini dalam kondisi tidak sehat dan tidak mempunyai prospek yang baik untuk dipulihkan tingkat kesehatannya.
Beberapa hari yang kemudian saya telah menyetujuipenggabungan 4 buah bank milik negara; yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Bank gres sebagai hasil penggabungan itu diberi nama Bank Catur. Untuk menyehatkan dan memperkuat daya saing bank-bank swasta, Pemerintah telah menetapkan jumlah modal minimal dan mendorong penggabungan di antara mereka.
Langkah-langkah penting lainnya yaitu memperlancar perdagangan luar negeri dan perdagangan dalam negeri, memperlancar penanaman modal, menghapuskan monopoli serta menghapus kemudahan-kemudahan khusus untuk Mobil Nasional dan Industri Pesawat Terbang Nusantara.
Walaupun kita telah mempunyai dan mulai melaksanakan program-program reformasi dan restrukturisasi yang terang dan mendasar, namun belum ada tanda-tanda bahwa keadaan bertambah baik. Malahan, keadaan kehidupan rakyat bertambah berat. Secara menyeluruh, nilai tukar rupiah kita tetap saja lemah.
Sebentar saja menguat, kemudian melemah lagi. Hari-hari terakhir ini nilai tukar satu dolar Amerika berkisar antara Rp 9.000,- hingga Rp 10.000,-. Akibatnya, perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan besar dan menurunkan kegiatannya. Bahaya pengangguran mulai tampak. Harga barang impor atau barang produksi dalam negeri dengan komponen impor yang tinggi menjadi sangat mahal, termasuk harga obat-obatan. Harga barang kebutuhan hidup sehari- hari terdorong bertambah mahal pula.
Saya mencicipi betapa sedihnya hati ibu-ibu rumah tangga dan keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah menghadapi harga-harga yang membubung tinggi ini. Masyarakat gelisah. Kesalahpahaman sedikit saja telah menyulut kerusuhan yang lebih besar. Keadaan bertambah jelek karena ada saja mereka yang mengail di air yang sedang keruh. Keadaan perekonomian kita bertambah berat, karena L/C kita tidak diterima oleh kalangan perbankan di luar negeri.
Keadaan perekonomian kita mengundang keprihatinan sejumlah kepala pemerintahan negara lain. Merekaberdatangan menemui saya. Beberapa lainnya lagi mengadakan pembicaraan telepon dengan saya. Mereka memberi pandangan mengenai cara yang mereka anggap baik untuk mengatasi keadaan kita. Mereka juga memberi uluran tangan. Semuanya itu kita terima dengan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Saya tidak akan ragu sedikit pun melaksanakan apa saja untuk mengatasi keadaan, untuk meringankan beban kehidupan rakyat yang bertambah berat. Saya telah mulai melaksanakan dan akan terus melaksanakan program-program reformasi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan yang menerima proteksi IMF.
Tetapi, tanda-tanda perbaikan belum juga tampak. Kunci utamanya yaitu stabilisasi nilai tukar rupiah kita pada tingkat yang wajar. Selama ini belum tercapai, saya tidak sanggup melihat perbaikan keadaan dalam waktu dekat ini.
Itulah sebabnya saya meminta IMF dan para kepala pemerintahan lainnya kiranya sanggup membantu kita menemukan altematif yang lebih tepat. Saya namakan konsep yang lebih tepat itu sebagai konsep IMF Plus.
Saya sendiri sedang menimbang-nimbang dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian kemungkinan menerapkan Sistem Dewan Mata Uang.
Langkah apapun yang akan kita ambil, kita memerlukan proteksi IMF sebagai forum keuangan dunia yang berwibawa dan mempunyai reputasi tinggi. Sangat jelas, pada akhirnya, nasib kita berada di tangan kita sendiri.
Mencari jalan keluar yang terbaik itu telah menjadi perbincangan yang luas di kalangan masyarakat kita. Dengan niat baik, saya menilai positif perbincangan itu. Ini yaitu pecahan yang dinamis dari proses demokrasi kita. Artinya, sebagai perilaku melu handarbeni, rasa ikut mempunyai masa depan bersama. Dengan minat yang penuh saya perhatikan semua pandangan yang dikemukakan. Saya mengajak kita semua biar jangan membesar-besarkan perbedaan pandangan, apalagi yang malah membingungkan masyarakat awam.
Perbedaan pendapat jangan menjadi benih perpecahan di antara kita. Lebih-lebih, pada ketika kita memerlukan persatuan yang sekuat-kuatnya di antara kita biar sanggup bahu-membahu keluar dengan selamat dari kemelut kini ini.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Untuk mengatasi keadaan, kita telah mengambil banyak sekali langkah pemulihan ekonomi. Langkah itu ada yang berjangka pendek, ada pula yang berjangka lebih panjang.
Langkah jangka pendek yaitu mencukupi keperluan pangan dan obat-obatan, serta menampung tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan. Dalam jangka yang lebih panjang, kita menyusun program-program reformasi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan menyerupai yang tadi saya jelaskan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan,kita mengurangi kehilangan hasil panen, meningkatkan mutu intensifikasi, memperluas areal tanam melalui pemanfaatan lahan tidur, meningkatkan pemanfaatan lahan-lahan irigasi dan pasang surut, serta memanfaatkan lahan HTI untuk tumbuhan sela secara tumpangsari.
Upaya khusus meningkatkan produksi ini meliputi 2,3 juta hektar lahan padi, 540 ribu hektar lahan jagung, 527 ribu hektar lahan kedelai dan 14 ribu hektar lahan ubi kayu. Upaya ini akan kita lanjutkan dan kita perluas untuk memantapkan ketahanan pangan. Sementara upaya itu belum menghasilkan, untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga stabilitas harga kita mengimpor bahan- materi pangan yang pokok itu. Kebutuhan sangat penting lainnya bagi masyarakat yaitu obat-obatan. Meskipun kita sudah memproduksi banyak sekali macam obat-obatan, namun materi bakunya sebagian besar masih diimpor.
Perubahan kurs menimbulkan berkurangnya persediaan obat-obatan dan harganya bertambah mahal. Keadaan ini sanggup menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Guna memenuhi keperluan obat- obatan, maka impornya dipercepat dan kegiatan produksinya dipulihkan. Untuk menjamin kelancaran distribusi, untuk menawarkan kepastian dan untuk menjaga stabilitas harga yang wajar, maka Pemerintah memberi subsidi untuk pangan maupun obat-obatan yang diimpor. Subsidi ini dibebankan pada anggaran negara.
Masalah pengangguran kita atasi dengan kegiatan padat karya. Program ini membuat lapangan kerja produktif bagi tenaga kerja musiman dan yang berketerampilan rendah, baik di perdesaan maupun perkotaan. Kegiatannya meliputi rehabilitasi atau pembangunan jalan kampung dan jalan desa, jalan masuk irigasi, penyediaan air bersih, penghijauan dan penghutanan kembali, serta usaha-usaha produktif lainnya sesuai dengan keadaan dan keperluan masyarakat setempat. Pembukaan lapangan kerja selanjutnya diutamakan untuk membuatkan kegiatan produksi dan agroindustri pangan.
Kegiatan ekonomi di bidang pertanian ini tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan nilai tukar mata uang,karena mengandalkan sumber-sumber yang kita miliki secara melimpah. Selain itu, sifat kegiatannya padat karya. Kita juga membuatkan kegiatan untuk menampung tenaga kerja yang berketerampilan, terutama untuk daerah perkotaan.
Titik beratnya pada pengembangan wirausaha, karena perusahaan-perusahaan diperkirakan belum bisa segera memperluas kesempatan kerja. Bahkan ada kemungkinan, perusahaan-perusahaan itu belum sanggup segera menampung kembali tenagakerja sebanyak yang di-PHK. Berbagai langkah itu terns diikuti, di kaji, disempurnakan dan dimantapkan biar hasilnya segera dirasakan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kita harus memulihkan keadaan ekonomi dan moneter kita. Kita harus membangkitkan lagi ketahanan ekonomi kita. Tugas ini sangat berat. Tetapi kita tidak berkecil hati. Kita mempunyai kekuatan, pengalaman dan semangat. Kita telah membangun prasarana maupun sumber daya insan yang menjadi andalan kita untuk kembali tegak berdiri dan melanjutkan pembangunan.
Pelaksanaan REPELITA VI masih tersisa satu tahun lagi.
Tetapi, banyak target final REPELITAVI yang telah kita lampaui. Tentu saja, ada sasaran-sasaran yang belum sanggup kita wujudkan. Pada tahun-tahun terakhir REPELITA V dan tahun pertama REPELITA VI kita mencapai pertumbuhan ekonomi yang sedemikian tinggi sehingga dipandang perlu merevisi target laju pertumbuhan ekonomi menjadi rata-rata 7,1% per tahun.
Perkiraan jumlah investasi dan sumber-sumber pembiayaannya juga perlu disesuaikan. Pembangunan dalam REPELITA VI tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Ini berarti kita harus setepat-tepatnya memadukan stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Stabilitas ekonomi antara lain diupayakan melalui pengendalian laju inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Laju inflasi diperkirakan akan membaik dari 8,6% turun menjadi 5% pada final REPELITA VI. Defisit transaksi berjalan akan berada pada tingkat 1,9% pada final REPELITA VI dibanding 1,8% pada final REPELITA V. Sedangkan salah satu target pemerataan yang penting yaitu mengurangi jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 6% dari seluruh penduduk.
Demikian lah, Saudara Ketua yang terhormat, hingga dengan tahun ketiga REPELITA VI perekonomian nasional kita memperlihatkan perkembangan yang mantap sesuai dengan yang diharapkan. Laju pertumbuhan ekonomi selama periode '93-'96 berturut-turut yaitu 7,3%, 7,5%, 8,2% dan 8%. Tetapi, pada paruh kedua tahun '97 gejolak moneter tiba-tiba tiba menerjang.
Pertumbuhan ekonomi kita kemudian melambat. Angka sementara pertumbuhan ekonomi tahun '97 hanya 4,7%. Padahal, selama empat tahun REPELITA VI pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7,1% per tahun, yang berarti sama dengan target tahunan REPELITA VI yang telah di revisi. Perkembangan ekonomi tadi didukung oleh meningkatnya penanaman modal pribadi sebagai sumber penggerak yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dibanding dengan seluruh nilai persetujuan selama REPELITA V, maka selama empat tahun REPELITA VI nilai persetujuan PMDN naik satu setengah kali dan PMA naik tiga kali lipat.
Laju pertumbuhan penduduk berhasil terus ditekan, sehingga mencapai 1,54% dalam tahun '97. Angka ini mendekati target final REPELITA VI sebesar 1,51%. Dengan laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk tadi, maka pendapatan per kapita Indonesia meningkat.
Dalam rupiah nilainya meningkat dari Rp 2,7 juta pada tahun '96 menjadi Rp 3,1 juta pada tahun '97. Dengan demikian, realisasi pendapatan per kapita dalam nilai rupiah tahun '97 telah melampaui target pendapatan per kapita tahun keempat REPELITA VI sebesar Rp 3 juta per kapita. Dalam dolar Amerika, pada tahun '93 pendapatan per kapita yaitu 842 dolar Amerika, kemudian naik mencapai 1.155 dolar Amerika pada tahun '96, yang berarti melampaui sasaranny a sebesar 1.118 do lar Amerika. Dengan merosotnya nilai rupiah, pendapatan per kapita tahun '97 turun lagi menjadi 1.089 dolar Amerika.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi hingga dengan tahun ketiga REPELITA VI, diikuti pula dengan kestabilan internal yang terkendali. Laju inflasi pada periode itu masing-masing yaitu 8,6%, 8,9% dan 5,2%, mendekati target final REPELITA VI sebesar 5%. Seperti saya jelaskan, semenjak pertengahan tahun '97 terjadi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Gejala ini mulai terasa pada bulan September tahun kemudian dengan laju inflasi sebesar 1,3%. Inflasi terus tetap tinggi hingga pada bulan Januari '98 mencapai 6,9%. Laju inflasi seluruh tahun '97 menjadi 11,1%; dan dalam 10 bulan pertama tahun anggaran 1997/98 telah mencapai 16%. Laju kenaikan harga ini juga dipacu oleh kekeringan yang panjang, yang menimbulkan turunnya produksi pertanian dan terjadinya kenaikan harga-harga kelompok makanan.
Di sisi kestabilan ekstemal, pertumbuhan ekspor semenjak tahun 1993/94 secara umum lebih lambat dari pertumbuhan impor. Laju ekspor yang tidak terlalu cepat ini disebabkan oleh bertambah ketatnya persaingan, terutama untuk produk-produk industri padat karya yang telah mulai banyak dihasilkan oleh negara-negara pengekspor baru; dan juga karena meningkatnya usul dalam negeri. Di lain pihak, kegiatan ekonomi yang terus meningkat --termasuk investasi-- telah mendorong lajunya pertumbuhan Impor.
RANGKUMAN
Beliau sangat populer dengan sebutan sebagai 'Bapak Pembangunan' dan juga satu-satunya presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama sekitar 32 tahun. Pada zaman pemerintahannya Indonesia mengalami kemajuan pesat dibidang pertanian, dia merupakan Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya berjulukan Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya berjulukan Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, karena ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai jadinya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi salah satu catatan penting ketika Republik ini gres mulai berdiri sehabis lepas dari penjajahan Belanda. Banyak versi seputar Serangan Umum 1 Maret tersebut. Namun demikian, kiprah Letkol Soeharto tentu tidak bisa dipisahkan dalam perang untuk merebut kembali Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta. Tujuan utama tentu untuk menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Alhasil Serangan Umum 1 Maret bisa memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia masih ada.
soeharto dan panglima besar jenderal soedirman
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda ketika itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat yang kemudian mulai melaksanakan perintah untuk mengendalikan situasi negara yang ketika itu sangat kacau karena adanya perebutan kekuasaan oleh PKI. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto mendapatkan surat yang paling populer yaitu "Supersemar" atau Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk sehabis meletusnya G-30-S/PKI, Sidang spesial MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, hingga ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998 dimana pada tahun tersebut populer dengan Tahun Reformasi.
Kembali pada awal awal pemerintahnnya, Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada final masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya yaitu mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun sehabis Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru. Program pemerintah Soeharto diarahkan pada upaya evakuasi ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi biar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi yaitu perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini yaitu training sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Program stabilsasi ini dilakukan dengan cara membentung laju inflasi. Dan pemerintah Orde Baru berhasil membendung laju inflasi pada final tahun 1967-1968, tetapi harga materi kebutuhan pokok naik melonjak. Sesudah dibuat Kabinet Pembangunan pada bulan Juli 1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing. Sejak ketika itu ekonomi nasional relatif stabil
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah Orde Baru yaitu melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita mempunyai misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang meliputi periode 25-30 tahun. Pembangunan nasional yaitu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada masa orde baru, pemerintah menjalankan kebijakan yang tidak mengalami perubahan terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada masa itu pemerintah sukses menghadirkan suatu stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi. Karena hal itulah maka pemerintah jarang sekali melaksanakan perubahan-perubahan kebijakan terutama dalam hal anggaran negara. Pada masa pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan politik yang dijalankan oleh pemerintah. Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan.
Di final pemerintahnnya yaitu pada tahun 1998 dimana masa tersebut merupakan masa kelam bagi Presiden Soeharto dan masuknya masa reformasi bagi Indonesia, Dengan besarnya demonstrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa serta rakyat yang tidak puas akan kepemimpinan Soeharto serta makin tidak terkendalinya ekonomi serta stabilitas politik Indonesia maka pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB Pak Harto membacakan pidato "pernyataan berhenti sebagai presiden RI” sehabis runtuhnya proteksi untuk dirinya. Soeharto telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. Sebelum dia mundur, Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi dalam 6 hingga 12 bulan sebelumnya. BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa masa kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun 1999. Kejatuhan Suharto juga menandai
akhir masa Orde Baru, suatu rezim yang berkuasa semenjak tahun 1968.
DAFTAR PUSTAKA:
http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/speech/?presiden_id=2&presiden=suharto
http://www.wattpad.com/79641-biografi-soeharto
http://www.merdeka.com/peristiwa/enak-sekarang-atau-zaman-soeharto.html
Advertisement